Minggu, 05 Agustus 2012

Fenomena Langka "Bulan Biru"


Pada bulan Agustus ini, kita mendapat kesempatan langka, yaitu menyaksikan dua kali bulan purnama. Bulan purnama pertama berlangsung pada 1 Agustus dan diikuti bulan purnama kedua pada 31 Agustus. 


Sejumlah almanak dan kalender menyatakan, ketika dua purnama terjadi dalam satu bulan kalender, maka purnama kedua disebut sebagai bulan biru. Kendati disebut bulan biru, bukan berarti bulan akan berwarna biru. 



Bulan purnama pada malam itu akan tampak sama seperti bulan purnama biasa. Permukaannya putih bercahaya. Namun sebenarnya, bulan memang bisa berubah warna dalam kondisi tertentu. 



Setelah kebakaran hutan atau letusan gunung api, bulan akan tampak kebiruan, bahkan keunguan. Partikel abu dan jelaga, yang terlontar jauh hingga ke atmosfer Bumi, dapat membuat bulan tampak kebiruan. 



Asap dari kebakaran hutan yang meluas di barat Kanada menciptakan bulan berwarna biru, yang terlihat di seluruh kawasan timur Amerika Utara pada akhir September 1950. Letusan besar Gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991 menyebabkan bulan, bahkan matahari, berwarna kebiruan di seluruh dunia. 



Istilah “bulan biru” pada peristiwa dua purnama dalam satu bulan kalender sebenarnya muncul pertama kali pada 1824 dan merujuk pada kejadian langka, meski cukup sering terjadi. Bulan biru terjadi setiap 2,66 tahun. Pada 1999, peristiwa itu terjadi dua kali dalam rentang waktu cuma tiga bulan. 



Namun tak semua orang dapat menyaksikan bulan biru pada Agustus ini. Bagi orang yang tinggal di wilayah Kamchatka di Timur Jauh Rusia serta warga Selandia Baru, purnama akan berlangsung setelah tengah malam, sehingga jatuh pada 1 September. 



“Bagi mereka, bulan biru baru terjadi pada bulan September. Sebab, pada bulan itu, mereka menyaksikan dua purnama,” kata Joe Rao, instruktur dan dosen tamu di Hayden Planetarium, New York. “Anda harus menunggu sampai 30 September untuk menyatakannya sebagai bulan biru.”

Sumber: Tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar