Sukhoi Superjet 100
Sukhoi Superjet 100 (Bahasa Rusia: Сухой Суперджет 100) merupakan sebuah pesawat yang dibuat dan dikembangkan oleh Sukhoi. Pesawat ini merupakan salah satu pesawat terbaru di Rusia dan merupakan pesawat penumpang Rusia pertama yang dikembangkan pasca bubarnya Uni Soviet . Pesawat ini ditujukan untuk menggantikan Tupolev Tu-134 dan Yakovlev Yak-42 peninggalan Soviet yang sudah tua dan sering mengalami kecelakaan. Di pasar global, Superjet 100 berkompetisi dengan seri pesawat regional Bombardier CRJ dan Embraer E-Jets serta Antonov An-148. Proyek Superjet 100 didukung sepenuhnya oleh pemerintah Rusia dan dikatakan sebagai salah satu proyek nasional terpenting. Sukhoi Superjet 100 pertama kali mengudara pada2011. Pengguna pertamanya adalah maskapai penerbangan nasional Armenia,Armavia, yang membeli sebanyak 4 unit. Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia memesan sebanyak 50 unit, tiga diantaranya sudah masuk dinas. Di Indonesia, pesawat ini telah dipesan Kartika Airlines sebanyak 15 unit, dan Sky Aviation, juga sebanyak 15 unit.
.
sumber gambar. http://bit.ly/deM2Fw |
Data Pesawat
Tipe | Pesawat penumpang regional |
Produsen | Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association |
Perancang | Sukhoi Civil Aircraft (UAC) |
Terbang perdana | 19 May 2008 |
Diperkenalkan | 21 April 2011 dengan Armavia |
Pengguna | Aeroflot |
Tahun produksi | 2007–sekarang |
Jumlah produksi | 6 prototypes + 6 serial (Dec 2011) |
Biaya program | US$1.4 miliar |
Harga satuan | $23-25 juta |
Varian |
Pesawat ini mulai diproduksi pada tahun 2007. Hingga saat ini jumlah produksinya adalah 6. Perancangannya dimulai mulai tahun 2000 oleh Sukhoidengan dukungan perusahaan kedirgantaraan Barat seperti Boeing sebagai konsultan proyek, Alenia Aeronautica sebagai partner strategis. Snecmasebagai risk-sharing partner, dan berbagai perusahaan lainnya seperti Thalessebagai penyedia paket avionik. Pesawat ini telah disertifikasi laik terbang olehKomite Penerbangan Antarnegara pada 3 Februari 2011 dan diharapkan sertifikasi Uni Eropa segera menyusul
Misteri Gunung Salak
sumber gambar. http://gispala.files.wordpress.com/2011/04/gunung-salak.jpg |
Banyak kecelakaan di Gunung Salak, dari kecelakaan pesawat sampai manusia. Yang terbaru adalah jatuhnya pesawat Sukhoi. Kisah misteri Gunung Salak tak lagi asing bagi warga yang bermukim di kawasan Bogor. Bahkan, tak lagi aneh jika adanya peristiwa pendaki yang tersasar ataupun menghilang. Dalam masyarakat Jawa mempercayai adanya beberapa titik lokasi tertentu yang mengandung pusat energi gaib, dan dapat memberikan respon pengaruh positif atau negatif yang melintasi di pusat energi tersebut. Seperti halnya kondisi Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, dimana banyak terdapat tempat keramat yang dihormati oleh masyarakat. Beberapa pantangan diberlakukan bagi yang melintas didaerah tersebut.
- 29 Oktober 2003 Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Korban: 7 tewas.
- 15 April 2004 Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Korban: 2 tewas.
- 20 Juni 2004 Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, di Cijeruk, Bogor. Korban: 5 tewas.
- Juni 2008 Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Korban: 18 tewas.
- 30 April 2009 Pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Korban: 3 tewas.”
“Keenam mahasiswa itu diduga masuk melalui jalur “tikus” di Cimelati, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, karena sejak awal Januari hingga akhir Februari 2010 jalur pendakian ke Gunung Salak ditutup karena faktor cuaca. Menurut Tomex, pihaknya telah menyiapkan ambulan dan untuk mendukung proses evakuasi diterjunkan 21 anggota kepolisian yang siaga di lokasi. Tomex menjelaskan, posisi enam mahasiswa tersebut ketika ditemukan berada pada 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan jarak tempuh menuju lokasi evakuasi lima jam.”
“Di kawasan inilah pada April 1987 silam, tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta Timur, ditemukan tewas setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang berkedalaman sekitar 400 meter di punggung gunung berketinggian sekitar 1.600 m.”
Beberapa catatan kecelakaan yang bisa dilihat balik:
“Berada di ketinggian 2.211 meter, kawasan Gunung Salak dikenal sebagai lokasi jatuhnya sejumlah pesawat. Berikut ini datanya:
- 10 Oktober 2002 Pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor. Korban: 1 tewas.- 29 Oktober 2003 Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Korban: 7 tewas.
- 15 April 2004 Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Korban: 2 tewas.
- 20 Juni 2004 Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, di Cijeruk, Bogor. Korban: 5 tewas.
- Juni 2008 Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Korban: 18 tewas.
- 30 April 2009 Pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Korban: 3 tewas.”
“Keenam mahasiswa itu diduga masuk melalui jalur “tikus” di Cimelati, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, karena sejak awal Januari hingga akhir Februari 2010 jalur pendakian ke Gunung Salak ditutup karena faktor cuaca. Menurut Tomex, pihaknya telah menyiapkan ambulan dan untuk mendukung proses evakuasi diterjunkan 21 anggota kepolisian yang siaga di lokasi. Tomex menjelaskan, posisi enam mahasiswa tersebut ketika ditemukan berada pada 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan jarak tempuh menuju lokasi evakuasi lima jam.”
“Di kawasan inilah pada April 1987 silam, tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta Timur, ditemukan tewas setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang berkedalaman sekitar 400 meter di punggung gunung berketinggian sekitar 1.600 m.”
Salah satu ciri gunung ini adalah tebalnya kabut dan cuaca yang tidak terduga. Kabut ini bisa menghalangi para pendaki dan pilot pesawat. Saya pernah mendaki gunung ini sekitar tahun 1985. Kabutnya memang tebal. Dan ada anjing kecil liar yang selalu mengikuti kami dari awal perjalanan, istirahat sampai pulang keesokan harinya. Anjiing itu karena tidak mengganggu kami biarkan saja. Dan anjing itu juga ternyata terkenal di kalangan pendaki, sering mengikuti beberapa pendaki. Pada saat mendengar kecelakaan pendakian tahun 1987, berita dari sesama pendaki, sang anjing sudah tidak ada kabarnya sejak 1986. Beberapa keariflan lokal yang harus ditaati oleh pendaki adalah, jangan kencing sembarangan, jangan membuat kerusakan yang tidak perlu dan tidak menyakiti binatang. Secara logika mungkin agak susah menghubungkan kearifan lokal, dan kecelakaan pesawat di gunung Salak. Yang jelas, mari hormati alam dan bumi kita.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar