Para peneliti yang bekerja di Laboratorium Clarendon di Universitas
Oxford, Inggris, telah berhasil membuat satu berlian kecil berkomunikasi
dengan berlian kecil lainnya dengan memanfaatkan “keterikatan kuantum”,
salah satu fitur yang menggugah dalam fisika kuantum.
Keterikatan (entanglement)
telah terbukti sebelumnya, namun apa yang membuat percobaan Oxford
menjadi unik adalah konsepnya yang ditunjukkan dengan benda padat yang
cukup besar pada suhu ruangan.
Keterikatan materi sebelumnya melibatkan partikel submikroskopik, seringkali pada suhu yang dingin.
Percobaan
ini menggunakan berlian berskala milimeter, “bukan atom individu, bukan
awan gas,” kata Ian Walmsley, profesor fisika eksperimental di
Laboratorium Clarendon Oxford, salah satu tim peneliti internasional.
Ketika
memberi kejutan listrik pada satu berlian buatan dengan pulsa laser
ultra-pendek, mereka berhasil mengubah getaran berlian kedua yang
terletak sejauh setengah kaki tanpa sedikitpun menyentuhnya.
“Keterikatan” berasal dari
pikiran Albert Einstein, yang ironisnya hadir dengan gagasan untuk
mencoba menyanggah mekanika kuantum, cabang fisika yang tidak ia yakini
sepanjang hidupnya.
Berdasarkan teori ini, jika dua partikel,
misalnya elektron, diciptakan bersamaan, beberapa atribut mereka akan
menjadi “terikat”. Jika keduanya kemudian dipisahkan, dengan melakukan
sesuatu pada yang satu, maka itu akan langsung mempengaruhi yang
lainnya. Ini akan terjadi entah posisi mereka berdampingan satu sama
lain ataupun terpisah jauh di alam semesta.
Sebagai contoh,
elektron bertindak seolah-olah mereka memiliki magnet bar kecil yang
mengarah ke atas atau bawah, digambarkan dengan sebuah atribut yang
disebut “spin”. Jika kedua elektron saling terikat lewat spin mereka –
atas atau bawah – dan ilmuwan mengukur spin yang satu, maka spin yang
lain akan bereaksi, bahkan sekalipun yang satu berada di atas meja
laboratorium di Oxford dan yang lainnya berada di sebuah planet dekat
bintang Antares sejauh 1.000 tahun cahaya.
Ini bisa
mengindikasikan bahwa, informasi tentang perubahan ini melakukan
perjalanan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya – yang Einstein
katakan adalah tidak mungkin – atau jarak jauhnya adalah semacam ilusi.
Einstein menyebutnya
sebagai “aksi seram di kejauhan”. Fisikawan Jerman Erwin Schrodinger
menggunakan istilah “keterikatan” dalam secarik surat kepada Einstein.
Dia pun tidak meyakini mekanika kuantum.
“Saya rasa saya bisa katakan bahwa tak ada seorangpun yang memahami mekanika kuantum,” jelas fisikawan Richard Feynman.
Meskipun
demikian, mekanika kuantum kini merupakan paradigma bagi alam pada
tingkat atom. Ini berfungsi sebagai dasar pada banyak teknologi modern,
dari laser hingga transistor. Dan keterikatan hadir sebagai bagian dari
paketnya. Para fisikawan telah menunjukkannya dalam laboratorium sejak
tahun 1980-an, dan tengah digunakan dalam ekperimen laboratorium dengan
blok-blok bangunan komputer kuantum.
Berlian yang digunakan Walmsley dan tim internasional berukuran sekitar 3 milimeter persegi dengan ketebalan 1 milimeter.
“Kami menggunakan laser pulsa pendek dengan durasi pulsa sekitar 100 femto-detik (seper satu detik),” katanya.
Mereka
memilih berlian karena merupakan kristal, sehingga lebih mudah mengukur
getaran molekulnya, dan karena transparan pada panjang gelombang yang
terlihat. Cahaya dari laser mengubah semacam getaran massa dalam kristal
berlian yang disebut fonon, dan pengukuran menunjukkan bahwa mereka
terikat:Getaran berlian yang kedua bereaksi terhadap apa yang terjadi
pada getaran yang pertama.
Dengan melakukan percobaan dengan pulsa
laser yang ultra-cepat, memungkinkan para peneliti menangkap
keterikatan, yang biasanya sangat berlangsung cepat pada benda-benda
besar dalam suhu kamar.
“Ini tetap merupakan cara berpikir yang berlawanan tentang objek,” aku Walmsley.
“Ini
adalah potongan kerja yang sangat bagus dan cerdas dengan implikasi
yang berpotensi besar,” kata Sidney Perkowitz, seorang fisikawan di
Universitas Emory di Atlanta, dan penulis “Slow Light: Invisibility,
Teleportation and Other Mysteries of Light”, buku yang sebagian membahas
tentang keterikatan. Ukuran makroskopik, dan fakta bahwa hal ini
dilakukan pada suhu kamar, akan menjadi langkah penting menuju teknologi
kuantum praktis untuk telekomunikasi dan komputasi, dan ke arah
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana dunia kuantum dan dunia
skala-manusia saling terkait.”
sumber: http://www.faktailmiah.com/2011/12/02/dalam-dunia-kuantum-berlian-berkomunikasi-satu-sama-lain.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar